Bergumam dalam Benak Pilu

20.27


Selalu dalam rayuan angin, aku terbawa kembali pada kisah lalu yang sudah seharusnya pergi beriringan dengan hilangnya bintang yang tak pernah kembali lagi. Salam sedih dalam bayang suara yang sedikit serak mengalun samar di sela helaan nafas yang sesungguhnya berat. Seruan lemah tanpa senyum yang gempar dan tak hentinya mengikis ceriaku. Aku memang begitu mudah terbuai dalam cerita lampau, entah sesesak apa nafasku dalam reremang cerita yang terlalu banyak memanggil air mata.
Aku telah setia pada senja untuk terus berjalan walau telah habis lilin terbakar. Tapi, aku tak bisa raih kebahagiaanku untuk terus tersenyum kala jejaknya kembali tergambar. Lelah membakar tegarku, tak mudah untukku acuh kepada sapaan masa lalu itu. Kala tegarku hanya tinggal abu, tak lah berarti hatiku menahan sedih dan tangis. Lemah memang benar lemah...

You Might Also Like

0 komentar