Maaf.
Maafkan aku yang tak bisa lebih lama melihatmu dalam bayang – bayang kerlingan hujan.
Aku takut rasamu hanya semu.
Aku takut kau hanya maya.
Maafkan aku.
Cinta.Ini kali pertama aku merasakan yang berbeda terhadapmu. Mungkin aku benar – benar sudah mencintai, tapi bisa saja rasa itu hanya bagian dari kisah hati yang sepi.Kau yang pertama. Membuatku merasa. Kau yang pertama. Membuatku percaya bahwa Tuhan memang menciptakanku dengan sebuah hati yang sanggup mencintai.
Tapi, maafkan aku.
Karena kau yang pertama. Tapi aku masih terlalu takut untuk melangkah.
Maafkan aku.
Aku masih merasa nyaman hanya dalam angan saja. Meski mimpi ataupun hanya desahan ilalang yang berayun, tapi aku masih merasa bahagia.
Aku bahagia, aku mampu mencintai. Walau hanya dalam diriku. Sendiri. Aku sangat bahagia.
Cinta.Kau memang mulai sedikit berdebu. Tapi aku belum ingin menghapus debu itu.Tapi ketika kau tak lagi sanggup menahan debu itu. Panggilah mawar, melati, atau bahkan sakura musim semi untuk meniupkan debu – debu itu.
Cinta.Tak peduli sebanyak apa debu itu.Aku akan tetap merasa bahagia. Biarkan debu itu menjagamu, meski sedikit ternodai tapi tak akan ada satupun yang berani mendekatimu.Tapi ketika kau sudah lelah bersama debu – debu itu. Panggilah hujan untuk membasahimu.
Dan aku hanya akan di sini, menunggu hingga sayap – sayapku tak lagi rapuh untuk mengajakmu terbang. Menjadi bintang di antara malam dan siang.
Suatu saat nanti. Sayapku pasti akan kuat untuk mengajakmu merasakan cinta yang Tuhan anugerahkan.