"Aku kembali bertemu senja..."
Rona jingganya sudah memukau sempurna, tepat di balik ranting daun yang rerimbun.
Kilau - kilaunya muncul di sela sayu-nya biru yang mulai lelah. Aku mengerti, bagaimana langit sudah bekerja keras hari ini, meneduhkan berbagai pasang mata, membuat nyaman beribu - ribu kaki yang berlari. "Entah, dunia menjadi lebih indah..."
Bukankah aku merasa ceriaku lebih ringan dari yang pernah ada? Aku bahkan lebih mengerti bait - bait tetesan embun di atas sandal karetku, bukankah itu artinya aku perlu melakukan berbagai kebahagiaan dengan kaki-ku sendiri, diriku sendiri.
Sudah lama sekali, sejak aku bisa menikmati bagaimana kebahagiaan itu masih ada. Sudah sangat lalu, sejak aku bisa mengakui keberadaan canda dan ceria di setiap hari - hari yang berlalu.
"Inikah yang dunia berikan, aku kehilangan lelahku..."
Aku menjadi bahagia, perempuan kecil dengan kebahagiaan yang bahkan lebih besar dari jari kelingkingku. Entah, bagaimana awalnya? mungkin bukan itu yang terpenting untuk dicari alasannya. Tapi, bagaimana aku bisa kembali menjadi manusia yang menganggap tumpahan - tumpahan sirup itu adalah keberuntungan semut - semut kecil.