Langit masih menunjukkan misterinya, gelap yang legam terkadang bersama badai. Mungkin sudah lebih dari ribuan helai daun menyerahkan diri pada angin, tak mampu berpegang lagi pada ranting yang juga terlihat ingin mati saja...
Musim hujan akan segera menyerah, sebentar lagi. Walau angin-angin itu masih belum ingin berhenti, tapi aku yakin senja yang hangat akan cepat datang lagi.
Menanti senja masih menjadi waktu yang aku rindukan, melihat ilalang-ilalang yang menari tertiup kejinggaan mega. Tahukah kau? Terlalu banyak kata yang aku simpan dan akhirnya hilang dibalik selimut tebal ini.
Hal yang indah di sini, menggelembung dihatiku, betapa ternyata aku telah terlalu merindukan gadis musim dinginku. Rindu itu kian menjadi indah, setelah akhirnya aku tahu di mana jejakmu sekarang. Walau salju tak mengizinkan ku melihat jejak tapakanmu, tapi ranting-ranting beku itu telah menunjukkan jalan.
Di sana, di tempat yang akhirnya aku tahu, jangan biarkan hujan membasahimu. Berdiamlah di rumah hingga badai usai. Dingin di luar begitu tajam, sedikit lagi. Aku akan menemuimu lagi, di setiap sela senja yang jingga. Lewat sayap-sayap burung perantau yang juga rindu, lewat bertumpuk-tumpuk hangat di ujung barat.