21.12
March 9, 2023
Dia telah menjadi abu di ujung semesta yang tak terhingga, di tempat yang tak mungkin mampu ku capai...
Dari sekian banyak jalan yang bisa ditempuh, dia memilih menjadi abu, luruh, terbawa hembusan langit senja. Raganya yang resap, tapi jiwanya terasa dekat dan lekat disetiap arus yang bertiup. Masih terlalu lugas, hangat yang tertinggal seperti baru saja, padahal tak tampak lagi sayu matanya yang biasa hadir di sela jingga. Kalau bukan rindu, entah apalagi rasa yang bisa ku sampaikan. Rasanya ingin aku ledakkan ingatan hatiku, yang kusimpan, dan tak bisa ku tarik lagi, semuanya yang pernah ada.
Dari sekian banyak waktu, dia memilih senja, pulang, menuju keabadian, yang jauh di ujung dunia. Waktu biasanya kita menghabiskan satu reguk kopi susu dengan rasa-rasa lainnya, terkadang lelah diujung hari, terkadang resah sebelum memulai lagi hari.
Dari sekian banyak kata, dia memilih "sampai jumpa", artinya dia akan kembali, harusnya kembali, mau-ku dia kembali. Tapi tak suah. Hatimu yang ingkar, janjimu yang tak pernah terbayar, siapa yang harus ku minta?
Bahwa aku sulit lupa, bahwa aku yang akan menderita, seharusnya dia tahu...
Tapi Tuhan terlanjur sudah membawanya jauh, menyisakkan aku yang rapuh...
0 komentar