Aku hanya manusia yang berdiri di persimpangan. Nafasnya hanya sehela- helai rumput di sawah. Matanya selalu bulat tapi selalu kosong. Aku ini manusia penghuni persimpangan. Berjalan tapi entah ke mana hendak tujuannya. Bernyanyi tapi entah apa yang ternyanyikan. Berpikir tapi tak mengerti akhir pikirannya.
Aku hanya mencoba untuk tidak peduli lagi dengan apa yang aku rasakan. Persimpangan ini terlalu rumit. Aku ingin berhenti, berhenti peduli pada rasaku yang seharusnya tidak untukku. Selalu menangisi dirinya setiap malam menggema. Seperti manusia bodoh, berhari - hari bersama bayangan semu.