Dari Hati

16.07

Biarku terpaku dalam bayangan cintaku sendiri. Biar aku hanya berdiam melihat sayap sayapku terbang begitu menjauh dari tempatku berpijak.
Biarkan aku meneteskan sedikit luapan hatiku. Biar aku buat kau tak mengerti akan perasaan dan hatiku.

Biarkan aku tetap dalam ayunan mimpi mimpiku, bersemayam tenang di atas mimpi mimpi yang tak akan sirna.

Aku ingin meluapkan segala dalam hatiku, 

"Tiap detik, tiap jarum jam berpindah akupun selalu melangkahkan kakiku. Entah ke mana langkahan kakiku menuju. Yang aku tahu, langkahan kakiku, membuatku terseret seret, menonton kehidupanmu yang banyak ucapan manusia mengatakan SEMPURNA"

"Iya, aku selalu lihat, kehidupan yang begitu tanpa celah kehampaan. Tapi aku tak pernah mengijinkan hatiku mambaca semua keSEMPURNAan itu. Tak kan kubiarkan hatiku menyisakan sedikit ruang untuk menginginkan keSEMPURNAan itu"

"Aku mengerti tuhan begitu adil menciptakan aku juga kamu. Aku mengerti tuhan sayang aku, juga kamu. Dan akupun mengerti kamu mempunyai kehidupan yang indah pada pandangan"

"Aku sempat mengintai kehidupan cintamu, tanpa celah dan luka, bahkan sangat rapat akan kehangatan bahagia. Begitu membuat wanita lainpun iri padamu. Tapi tidak dengan aku, yang akupun tak mengerti benda macam apakah cinta itu"

"Sekali lagi, aku tetapkan hatiku untuk tak menginginkan kehidupan sepertimu, sepertimu wanita yang sangat indah, yang bahkan senyumanmu meluluhkan segala kegeraman dalam kehidupan segelintir manusia"

"Aku cukup dengan kehidupanku, yang aku rasa lebih SEMPURNA dari milikmu. Kehidupan yang aku yakin kau iri denganku, kehidupan yang sangat sederhana"

Sekelumit kisah yang hanya mimpi mimpiku, membuatku jauh jauh tinggi masuk dalam SEMPURNA, mimpi mimpi yang terus membayangiku yang mengayunkan keSEMPURNAan dalam hidupku.

Dari Hati

12.03

Dan kini aku sudah dapat mengerti setitik perasaanmu. Walau tak sama dengan apa yang dambakan, tapi ku mengerti Tuhan membuatmu begitu, karena ku sanggup melihatnya.

Dan sekarang tak ada lagi harapan dalam hidupku untukmu. Yang sangat aku inginkan, segeralah pergi dari hidupku. Jangan buatku tertatih, menikmati hidupku, jangan buat luka dalam diriku. 

Biarkan aku tetap di sini, menyandarkan semua perasaanku, hingga suatu saat nanti tak ada satupun perasaan yang tertinggal pada hatiku tentangmu.

Jangan pandang hatiku, jangan hiraukan perasaanku, bukankah semua tak akan membuat suatu perubahan dalam hatimu.


Dari Hati

22.38

Bintangku tampak begitu redup di atas sana...
Berkerlap kerlip dengan sisa sisa kehidupan...
Tak bergelora menyambut hangatnya kegelapan malam..
Iyakah, bintang mengerti semua detail detail nafasku...
Iyakah, bintang membaca bilik bilik perasaanku...

Mengapa di saat aku mulai merangkai kebahagiaan dalam hidupku, dia datang membawa segala beban dan tanpa merasa berdosa melemparkan melimpahkan segala beban yang dia bawa.

Tak mengerti, apa yang dia inginkan dari kehidupanku, yang hanya sekejap ini, tak mengerti apa yang ingin dia dapatkan dari seorang aku yang sekedar manusia yang hanya bisa meminta tanpa memberi.

Tak puaskah dia dengan apa yang sudah dia dapatkan? masihkan perlu mengambil kebahagiaan dalam kehidupanku yang mulai goyah ini.

Adakah batinku menyalahinya? sempatkah hatiku menyakitinya?

Tanpa salam dan sapaan,,

Dia datang seolah seperti tornado menggulung - gulung hatiku, membolak balikkan diriku.

Aku mengerti, wanita indah itu tak memiliki hidup seperti kehidupanku. Aku mengerti, mungkin sedikit kecemburuan membuat hidupku lebih sempurna dimatanya.

Tidakkah dia menengok sedikit kehidupannya yang mungkin juga tak kalah sempurna.

Lihatlah kehidupan cintanya yang tanpa luka sedikitpun. Tataplah jelas kisah hidupnya yang mungkin rapat akan kebahagiaan.

Dari Hati

13.56


Aku masih termenung di bawah remang remang kilauan sang bulan.

Enggan berpindah walau sejengkalpun. Sama seperti hatiku yang tak rela meninggalkanmu. Sama halnya perasaanku yang masih aku simpan untukmu seutuh – utuhnya.

Walau mungkin banyak senyuman wanita – wanita indah di matamu. Walau mungkin banyak pesona lain yang membuatmu tertoleh.

Tak cukup rasanya membuatku berpaling, tak cukup rasanya kau membuatku benci. Walau hasrat cintaku mungkin hanya sebuah penantian yang tak tahu akan sampai di mana.

Mungkin aku hanya bisa mengagumi sesosok dirimu yang tak mungkin melihat pada diriku. Apalah arti sebuah balasan jika tanpa perasaan yang dalam…

Aku pilih bercinta dengan sang bulan. Melihat senyuman pancaran silaunya. Menggariskan wajahmu dalam benakku.

Cintaku hanya bisa sampai pada seutas angan yang tak ada jalan untuk menggapainya. Cintaku hanya sebuah cerita indah dari surga mimpi yang tak akan pernah sampai pada akhir tali kehidupan.

Biarlah ku rasakan keindahan cinta hanya dalam mimpi. Tak apalah, semuanya cukup bagiku untuk mengenal begitu ramahnya cinta dalam kehidupan liar ini.

Biarlah aku hanya menatap wajah bintang menyampaikan seutuhnya perasaanku yang tak lagi terkuras dengan waktu. Biarkanlah kurasakan  hangatnya bintang untuk merasakan balasan senyummu yang hanya asa tanpa akhir.

Biarkanlah, biarkanlah aku puas dengan semua goresan pena tentang cintaku padamu. Biarlah penuh semua catatan – catatan dalam bait – bait harapan yang terus kulantunkan tanpa henti.

Biarkanlah, ku nikmati cinta tanpa berbalas. Tanpa seuntai kata indah darimu. Tanpa hangatnya genggaman berkas wajah berkilau darimu.

Biarlah aku rasakan kebahagiaan ghaib ini sendiri, kebahagiaan yang tak akan lekang oleh apapun.

Biarlah aku sendiri mencoba merangkai serpihan – serpihan hatiku dalam jiwa yang terisi penuh dengan semua tentangmu.

Biarkanlah cinta tak berbalas, bila memang harus ku nikmati cinta hanya sebatas asa. Biar saja dirimu berjalan bersama untaian waktu, dan aku hanya mengagumi dan bermimpi tentangmu…

Dari Hati

Segelas TEH tentang Cinta

11.56




Sesekali hujan datang meramaikan kesunyian hidupku. Membawa butiran - butiran dingin pada jendela kecil kamarku.
Aku menyambut hangat sapaan dingin sang hujan. Aku gerakkan jemari - jemariku melarutkan lima seratus butiran pemanis juga setetes madu dalam gelas teh hangatku.
Aku mengangkat gelas hangat itu lalu menempelkan sejenak pada pipiku yang terasa dingin. 'Hhh' ku hela nafasku merasakan hangat yang langsung menancap dalam lengan dan hatiku. Kau tahu? Hangat sekali..
Bagaikan tersentuh oleh cinta yang telah lama kurindukan. Menghangatkan nafasku yang dari tadi merasakan sepi dan dingin.

Jika aku berkhayal, aku yakin khayalanku akan sampai pada sebuah ruangan yang entah di mana, penuh dengan kehangatan cinta yang pasti membuatku cepat larut dalam hangatnya.

Aku berjalan membawa segelas teh itu pada atas meja kamarku. Ku lihat jelas air yang memenuhi gelas itu sangat damai. Diam... Setia bersemayam tanpa suatu kegorehan. Aku iri dengannya.. kali ini aku bayangkan hidup di tengah air. Ramah dan sangat bersahaja, walaupun aku hanya seorang diri tapi aku yakin air itu akan membawaku lelap dalam kedamaiannya. Sedikit ombak kecil yang membuatku berayun, bagaikan kedamaian dalam cinta yang lama sudah aku nantikan. Membuatku tak kuasa untuk hanya membuka sedikit kelopak mataku, sungguh damai.

Aku mulai penasaran dengan cita dan rasa dari segelas teh yang dari tadi bersemayam dalam gelas kacaku. Tidakkah mereka bosan hanya tinggal di situ, menunggu, tak mengerti sampai kapan...

Tanganku menggait sendok kecil yang mungil, menyendok sedikit air yang menggoda uapannya. Aku dekatkan lidahku mencoba menggapai setetes rasa. Aku telan dan sungguh hampir aku tidak bisa berkata - kata. Rasanya begitu manis dan menggugah hati. Bila kau ingin tahu rasanya, akan aku ceritakan.

Setetes itu bagaikan satu tahun kebahagiaan cintamu, sungguh indah tak ada celah. Sungguh menggoda tak ada cacat. Begitu menggugah hati hingga aku ingin terus mencobanya. Dan sampai aku tak sadar ternyata segelas tehku hanya tinggal sebuah mimpi yang pergi tanpa pamit..

Aku baru sadar bahwa baru saja kau terbangun dari mimpi ku yang sangat nyaman. Ku lihat sebuah gelas kaca yang kosong tanpa pesona apapun bertengger di atas meja tak bergerak. Sungguh mimpi yang benar - benar ingin aku nikmati. Segelas TEH tentang cintaku, segelas TEH yang aku rindukan sebagai cinta yang ku rindukan...

Dari Hati

Sekilas Tentang Mimpi

18.06

Angan - angan...
Bayangan yang samar - samar...
Jalan mengikuti jalannya langkahku...

Menggantung...
Terasa membebani...
Seolah memaksaku untuk menggapainya...

Tinggi...
Bahkan sangat tinggi...
Mungkin seribu jengkal lebih tinggi dari bintang...

Terang...
Terlihat menyilaukan...
Cahayanya seperti 10000 juta kali lipat dari matahari...

Aku acungkan jariku,,
Itu adalah aku..
Aku seorang dewasa, yang berhasil mengalahkan bintang...
Aku seorang berharga bertengger nyaman di samping tuhan...
Aku suatu saat nanti yang akan lebih indah dari goresan pelangi...
Suatu saat nanti...
Itu adalah aku...

Dari Hati

Aku dan Hujan

18.39

Setiap waktu, setiap hujan menghampiri ku selalu ada kisah sebuah jejak yang membekas dalam jiwa. Entah mengapa, hujan sungguh spesial dan begitu istimewa di hatiku. Entah apa, yang membuat kehadiran hujan begitu mendalam terhadap diriku.

Setiap goresan hujan, setiap nafasku, aku merasa hidupku ada dan benar begitu berarti. Setiap hentakan hujan, setiap langkahku, aku yakin akan kelangsungan hidupku, suatu saat aku akan menjadi matahari yang mengalahkanmu hujan..
Aku akan membuatmu tunduk dan takut akan kehadiranku, aku akan membuatmu tak akan lagi menghujani hariku...

Setiap sentuhan hujan, setiap aku menatap, aku bisa menemukan keyakinan yang begitu kuat bahwa aku akan menjadi bintang paling indah, aku akan menjadi bintang paling bersinar di atas sana, bintang paling tegar dan tak akan pernah lagi menangis lemah.

Setiap butiran hujan, setiap aku mengizinkan hatiku untuk menangis, aku percaya suatu saat nanti seorang aku adalah seorang luarbiasa dengan segala keterbatasanku...
Setiap belaian hujan, setiap aku mengedipkan mata, aku merasakan atas semua getaran - getaran kehidupan, kesuksesan, bahkan kematian itu dekat denganku...

Kini hujan seperti menjadi latar belakang aku melangkah, Hujan datang di situlah aku menyadari seg
alanya. Hujan yang hanya sebuah butiran, hujan yang hanya goresan...

Hujan yang hanya seberkas
kisah jejakku..

Dari Hati

Rindu

14.18

Dingin menerpa
Meremukkan kebahagiaan jiwa
Angin menggugah hatiku
Membawaku jauh ke dalam kerinduan

Bintang dilangit melukiskan wajahmu
Menegaskan 'aku rindukan dirimu'




Dari Hati

Bayanganmu

19.16

Waktu terus membawamu jauh dariku
Bayanganmupun hanya tersisa satu jengkal
Tapi kenangan tentang dirimu masih terus sepanjang jalan

Seandainya, kau dapat merasakan...
Betapa rindunya hatiku terhadap kehadiranmu

Seandainya, aku dapat terbang dan membawamu kembali..
Semuanya pasti tak akan seperti ini..

Tapi semuanya, hanya 'seandainya'
Bukan sesungguhnya..

Aku tak dapat menyembunyikan semuanya..
Semua sudah terbuka dan tak dapat lagi aku kunci..

-maafkan aku hatiku..-

Dari Hati

Alunan Angin Malam

01.13

Ramah nian hembusan malam
Melekat erat dengan langit
Dingin, menggugah denyut nadi
Mengajak hatiku berdansa laksana ballerina dalam cermin

Tak pernah ku bosan belaian dewa angin
Sehelai tiupan nafas dewi malam
Menyentuh lembut
Membelai halus jiwa

Sejuk bagai embun pagi
Mengusir gerah dalam diri
Sungguh sempurna desahannya

Oh, malam...
Bawalah selalu angin dalam detikmu
Bawalah nyawa bumi ini
Dalam melodi indah
Alunan sang angin malam

Dari Hati

Rindukan Seorang Teman

00.56

Rasanya bahagia jika ingat, aku memiliki teman untuk 'sharing'. Aku harap kawanku masih menyediakan hatinya untuk merasakan semuanya yang aku bagi.
Kau tahu kawan? Mungkin curahan ini tak penting untuk dibagi tapi aku tak sanggup menyimpannya sendiri.
Ketika aku merasakan ini aku berfikir tak seorangpun kuizinkan mengetahuinya. Tapi aku rasa berbagi adalah hal yang indah.
Seharusnya, aku tak memikirkan ini. Tapi, hal ini selalu muncul saat aku diam.
Aku menginginkan kehadiran teman sekarang. Aku ingin berbagi...
Teman yang selalu datang dan meluangkan hatinya untuk merasakan apa yang kurasakan, tapi sepertinya ia tak akan hadir kembali. Karena ia tlah tak ada lagi di dekatku lagi.
Kesepian yang selalu hadir bahkan menjamur di hatiku.
Aku rindu senyuman teman, aku rindu candaan teman, aku rindu curhatan teman, aku rindu teman...

I Miss You Friend,

.aku tak tahu kapan lagi aku bisa bertemu lagi.

Dari Hati

Hati Kecil Berkata

00.26

Sesaat aku membayang, duduk termangu menopang dagu yang berat untuk setia tegak menatap. Sungguh, kala itu rasanya tak ada sehelai belaian nafas yang menyentuh hangat. Terbayang sebuah cinta hangat yang dulu pernah singgah beberapa waktu. Jika ku hitung, tak selama aku meniup asap kerinduan itu. Ku rindukan itu sebagai teman setia yang rela menemani malamku tanpa lilin. Tak lama ku duduk, lalu berdiri bersandar pilar besar. Benar - benar sulit menjaga kepala ini memandang lurus ke depan. Aku bisa katakan, kala itu aku ragu akan kedatangannya lagi. Tapi dewa dewa angin seakan memberiku jawaban indah sebagai akhir keraguanku. Aku mendapat sebuah kasih tulus tanpa harap sebuah pamrih. Kasih tulus itu membuat sebuah rangkaian kuat antara aku dan dia sahabatku. Tak peduli sebesar apa badai. Tak pandang sekencang apa angin. Semuanya termakan sinar bunga kasih yang tak pernah berhenti memancarkan berkas berkas cahayanya.

Percayalah kelopak mawar pun kalah indah dan wangi.
Rangkailah sebuah cinta, dan cinta itu akan selamanya menjadi cinta yang tak akan terganti