Dari Hati

For You "My LOVABLE LOVE"

20.00

Semenjak aku jauh mengenal bulan dibanding mengenalmu, memang hati ini selalu lari ketika satu detik tersirat namamu. Kala tangisan malam hanya untukmu dan getaran bintang hanya tertoleh kepadamu, memang kala itu biasan embun malam hanya padamu.

Sejauh telapak lemahku bergerak menghindar darimu, sejauh pula pandangan ini mencarimu. Sungguh aku tak ingat kapan mentari mengecup pagi, akupun tak rasa malam selimuti tidurku. Memang semakin jauh aku dari hangatmu, memang semakin jauh aku dari nyamanmu.

Memilukan setiap lamunan kosongku, setiap kali aku sadar bahwa batin ini tak akan menyentuh lagi waktu bersamamu. Ketika pandanganku rindukan kemilau dirimu yang tak lain kini hanyalah mimpi yang teracuhkan.
Sulit untuk sadar dari tidur panjangku, mimpi yang sempat memeluk setiap malam, tentang dirimu yang akan selalu menjadi bagian dari sinar matahari yang lembut, ketika dirimu adalah bagian dari jalan yang kususuri, ketika dirimu menjadi bagian dari langit yang meneduhkan hatiku, dan ketika dirimu adalah sepenuhnya kisah dari perjalanan panjangku.

Semoga dirimu kan terus bersinar di sana, bersama dunia milikmu yang tak akan pernah menjadi milikku. 



Dari Hati

Hanya Sekedar Mengenang

21.11

Dunia ini tak mungkin ku balik untuk sekedar kembali melihatmu cinta.
Tak mungkin akan aku tarik semua waktu yang telah bergulir, hanya untuk merasakan hangatnya senyummu cinta. Dan tak mungkin akan aku hancurkan dunia ini, hanya untuk sekedar membuangmu jauh ke luar ambang kerinduanku cinta.

Memang terlalu lama hati ini mengenalmu sebagai cinta. Walaupun kamu tak pernah juga melihat hatiku. Walaupun pandanganmu tak menyiratkan hal yang sama. Walaupun itu HANYA MIMPI BODOH.

Memang sudah ku tutup rapat buku tentangmu. Sedang ku coba menghapusmu dari benakku. Aku kupas kulit - kulit lubukku untuk hanya melupakanmu. Aku iris segala macam akar yang memperkuat dirimu di dalam hatiku. Sungguh aku ingin menghapusmu, 

Seandainya kamu tahu, betapa berat dan sulit untuk membebaskanmu dari pikiranmu. Karena kamu, kamu selalu datang dengan segala apa yang kamu punya, kesederhanaan yang membuatmu begitu istimewa. Tapi, aku tak bisa terus mengijinkan separuh hatiku padamu. Aku harus ambil lagi hatiku yang lama telah kamu tempati. Aku harus membuang jauh dirimu, dari segala angan dan pikiranku.

Kau memang cinta, cintaku yang tak akan pernah bisa membuatku terdiam ketika aku menemui pandanganmu. 

Kau cinta yang lama aku pendam, aku kubur di bawah segala perantauan kenistaan hatiku, kedustaan hatiku yang akan tetap sulit untuk mengakui adanya dirimu dalam jiwaku.

Kau cinta yang aku butuhkan dalam segala waktu, ketika aku harus berbagi ceria denganmu, membagi air mata dan kau yang benar memang selalu membuat bibir ini berbinar bahagia.
Aku memang tak yakin akan bisa menghapusmu, tapi biarlah...
biarlah sedikit tentangmu menggores hatiku, hanya untuk sekedar mengenang tentang dulu...


Dari Hati

Bila Rasaku Ini Rasamu

19.26

Aku tak mengerti apa yang sebenarnya aku rasakan ketika melihatmu. Mungkinkah itu menjadi pertemuan hangat yang terakhir? Sebelum kamu berjalan menyusuri garismu, dan mungkin nanti tak akan lagi mengenalku.

Iya, jujur aku takut, aku takut kamu melupakanku, dan ketika nanti bertemu tak akan lagi ada segaris senyum canda darimu. Aku takut, ketika nanti bertemu, kamu tak lagi mau mengajakku berbincang, menyebarkan lelucon yang sudah pasti membuat ku berseri. Aku takut, ketika nanti bertemu, aku sudah benar - benar hilang dari lubukmu. Tak lagi ada namaku, dan tergantikan dengan yang lain. Aku takut, Aku begitu takut.

Aku mengerti, aku memang bukan seseorang istimewa di matamu. Aku bukan siapa - siapa, yang tentu tak penting untuk kamu ingat. Tapi, di bawah segala diri yang selalu aku bawa, kamu memang tak mengerti rasa yang aku pun juga tak mengerti. Kamu bahkan tak mungkin percaya, aku rasakan ini sebagaimana kamu pernah merasakan itu juga dengan seorang wanita indah. 

Aku selalu menguncinya rapat dari segala kerumunan ramai orang, aku takut kamu tahu tentang perasaanku, aku takut kamu akan berlari menjauh ketika tahu tentang perasaanku, aku takut kamu tak akan merespon indah ketika kamu tahu aku, aku menyimpan sesuatu di balik diriku ini. Aku takut. Bahkan sangat takut.


Dari Hati

Bagaimana Dia?

18.29

Sedih yang sulit ku temukan ujungnya. Iya, aku sungguh tak berpikir tentang perpisahan ini, yang tentu jelas akan membuatku semakin jauh dengan dirinya. Sejak lama, aku simpan perasaan ini, tanpa sedikit sinyal adanya balasan darinya. Lama aku menjaga perasaan ini, dan hingga kini tak pun sedikit dia mengerti apa yang sebenarnya aku pikirkan ketika matanya bertemu dengan mataku. Sungguh, waktu membuatku semakin sulit untuk menjauh darinya.
Aku menangis tak berarti, ketika aku mengerti inilah mungkin kesempatan terakhir untuk bertatap hangat dengannya. Dengannya yang selama ini mungkin tak pernah menyangka, separuh hatiku ada untuknya. Aku sungguh ingin berteriak dalam dalam di dasar hatiku, KENAPA AKU HARUS MELANGKAH DAN JAUH DARINYA

Dia, dia, dia, dia, dia yang sungguh aku kagumi dari awal aku melihat matanya. Aku kagum dengan dirinya yang sungguh tidak istimewa. Aku kagum dengan dirinya yang sungguh tak lah bisa aku harapkan balasannya. Dan sekarang, tak akan ada lagi hariku dengan pandangannya, tak lagi ada senyumnya, sungguh tertutup sudah cerita ku dengannya,,
Biarlah aku menangis, menangis untuk menghapusnya sekuat hatiku menghilangkan dirinya dari dalam hatiku yang terdalam.