Semenjak aku jauh mengenal bulan dibanding mengenalmu, memang hati ini selalu lari ketika satu detik tersirat namamu. Kala tangisan malam hanya untukmu dan getaran bintang hanya tertoleh kepadamu, memang kala itu biasan embun malam hanya padamu.
Sejauh telapak lemahku bergerak menghindar darimu, sejauh pula pandangan ini mencarimu. Sungguh aku tak ingat kapan mentari mengecup pagi, akupun tak rasa malam selimuti tidurku. Memang semakin jauh aku dari hangatmu, memang semakin jauh aku dari nyamanmu.
Memilukan setiap lamunan kosongku, setiap kali aku sadar bahwa batin ini tak akan menyentuh lagi waktu bersamamu. Ketika pandanganku rindukan kemilau dirimu yang tak lain kini hanyalah mimpi yang teracuhkan.
Sulit untuk sadar dari tidur panjangku, mimpi yang sempat memeluk setiap malam, tentang dirimu yang akan selalu menjadi bagian dari sinar matahari yang lembut, ketika dirimu adalah bagian dari jalan yang kususuri, ketika dirimu menjadi bagian dari langit yang meneduhkan hatiku, dan ketika dirimu adalah sepenuhnya kisah dari perjalanan panjangku.
Semoga dirimu kan terus bersinar di sana, bersama dunia milikmu yang tak akan pernah menjadi milikku.