Sudah, aku bilang sudah
Bagaimana mungkin aku akan biarkan dirinya menghilangkan aku dalam benaknya? Semua itu memang terlalu sulit untuk ku hadapi. Tapi apa lah daya, bahkan waktu-pun bungkam. Kepada siapa lagi aku akan bertanya? Siapa lagi yang bisa kuharapkan kesetiaannya untuk tetap meneropongnya dari kejauhan. Aku tak lagi setapak dengannya, tak lagi sama arah pandangku dengannya, tak lagi sama tujuan nafasku.
Bagaimana mungkin aku akan biarkan dirinya menghilangkan aku dalam benaknya? Semua itu memang terlalu sulit untuk ku hadapi. Tapi apa lah daya, bahkan waktu-pun bungkam. Kepada siapa lagi aku akan bertanya? Siapa lagi yang bisa kuharapkan kesetiaannya untuk tetap meneropongnya dari kejauhan. Aku tak lagi setapak dengannya, tak lagi sama arah pandangku dengannya, tak lagi sama tujuan nafasku.
Memang sempat aku membekukan diriku dalam kisah yang terus menyudutkanku. Tapi, beku-nya diriku tetap tak bisa membekukan hatiku. Aku tetap merasakan kerinduan yang kian hari kian mencerca diriku. Kerinduan yang semakin membuatku tak bisa menerima semua kenyataan bahwa aku telah hilang dalam benaknya.
Bagaimana?
Bagaimana jika kau yang ada dalam nafasku?
Apa yang akan kau lakukan?
Ketika aku sudah mengakuinya dalam hatiku, ketika aku sudah memaksa hatiku untuk tetap yakin inilah perasaan yang nyata. Ketika semua sudah ada dalam yakinku, dalam setiap detak jantungku, lalu semuanya hilang begitu saja. Semua pupus dalam lewatan waktu, yang sebenarnya aku-pun tak pernah menyangka akan semua ini.
Memang, terkadang hidup ini akan membawamu jauh melambung, memberikan sejuta ceria yang akan selalu memberikan nyawa dalam langkah kakimu. Tetapi, terkadang hidup akan membuangmu, menghempaskanmu jauh dari senyum bahagia yang kau impikan. Mencerca, Menginjak - injak, bahkan menganiaya hingga dirimu menggigil bersama semua dusta.
Ini memang sulit untuk dikatakan 'nyata', tapi beginilah memang sejujurnya...
Semua tak selalu ada dalam jalanmu,,