Setiap butiran hujan, setiap aku mengizinkan hatiku untuk menangis, aku percaya suatu saat nanti seorang aku adalah seorang luarbiasa dengan segala keterbatasanku...
Hujan yang hanya seberkas
Waktu terus membawamu jauh dariku
Bayanganmupun hanya tersisa satu jengkal
Tapi kenangan tentang dirimu masih terus sepanjang jalan
Seandainya, kau dapat merasakan...
Betapa rindunya hatiku terhadap kehadiranmu
Seandainya, aku dapat terbang dan membawamu kembali..
Semuanya pasti tak akan seperti ini..
Tapi semuanya, hanya 'seandainya'
Bukan sesungguhnya..
Aku tak dapat menyembunyikan semuanya..
Semua sudah terbuka dan tak dapat lagi aku kunci..
-maafkan aku hatiku..-
Ramah nian hembusan malam
Melekat erat dengan langit
Dingin, menggugah denyut nadi
Mengajak hatiku berdansa laksana ballerina dalam cermin
Tak pernah ku bosan belaian dewa angin
Sehelai tiupan nafas dewi malam
Menyentuh lembut
Membelai halus jiwa
Sejuk bagai embun pagi
Mengusir gerah dalam diri
Sungguh sempurna desahannya
Oh, malam...
Bawalah selalu angin dalam detikmu
Bawalah nyawa bumi ini
Dalam melodi indah
Alunan sang angin malam
Rasanya bahagia jika ingat, aku memiliki teman untuk 'sharing'. Aku harap kawanku masih menyediakan hatinya untuk merasakan semuanya yang aku bagi.
Kau tahu kawan? Mungkin curahan ini tak penting untuk dibagi tapi aku tak sanggup menyimpannya sendiri.
Ketika aku merasakan ini aku berfikir tak seorangpun kuizinkan mengetahuinya. Tapi aku rasa berbagi adalah hal yang indah.
Seharusnya, aku tak memikirkan ini. Tapi, hal ini selalu muncul saat aku diam.
Aku menginginkan kehadiran teman sekarang. Aku ingin berbagi...
Teman yang selalu datang dan meluangkan hatinya untuk merasakan apa yang kurasakan, tapi sepertinya ia tak akan hadir kembali. Karena ia tlah tak ada lagi di dekatku lagi.
Kesepian yang selalu hadir bahkan menjamur di hatiku.
Aku rindu senyuman teman, aku rindu candaan teman, aku rindu curhatan teman, aku rindu teman...
I Miss You Friend,
.aku tak tahu kapan lagi aku bisa bertemu lagi.
Malam Hampa yang ku lewati
Tanpa Bulan juga Tanpa Bintang
Kanan Kiri ku pandang
Tak Jua kutemukan kehidupan
Malam………
Sepi sedang menemaniku
Gelap setia menjadi atapku
Sedih trus menyelimutiku
Malam…….
Apa yang Harus Ku lakukan
Berjalan ku susuri ombak laut
Berlari ku kejar hujan
Tak Jua kutemukan Jalan
Tak Tahu ku Tak Tahu…
Kemanakah ku harus berjalan
Malam…..
Jadilah petunjukku
Jadilah temanku
Sampai Semua kan berakhir
Pagi ini....
Cahaya Mentari masuk menyentuh kulitku
Membangunkanku yang terlelap dalam mimpi
Mimpi indah yang membawaku sampai ke pagi ini
Pagi ini....
Embun hinggap di jendela kamarku
Bagai ingin melihatku yang tertidur
Tidur pulas tanpa gangguan
Pagi ini....
Sepi terasa di sekitarku
Tak seorangpun yang aku temukan dalam kamarku
Hanya aku dan banyanganku
Malam hangat beratap lautan bintang
Tergores pena ghaib tak bernyawa
Tertiup nafas panas dari darahku
Lilin masih terpaku dalam desiran laut malam
Tak bergoyak sejengkalpun
Hanya bayang severkas cahaya
Berkedip-kedip bermain mata
Bernyanyi bagai laksana dewi
Menari bersama hempasan ombak
Bayangan intang
Menusuk dalam tubuhku
Dalam malam sepi
Selalu ku dengar detikan waktu
Kala ku lahir di dunia ini
Hingga akuwh duduk di bawah langit biru
Tak pernah kurasakan waktu berhenti
Aku tahu...
Waktu takkan Berhenti
dan Waktu juga tak miliki ujung
Sampai kapan waktu itu kan terus berjalan
Hingga kini ku pandang
Gunung tinggi dan gemerlap cahaya bintang
Mereka pasti kan mati
Sampai kini ku lihat
Jarum waktu yang tak hentinya berdetik
Mengikuti detak denyut nadiku
Ku tak tahu
Apakah Waktu kan berakhir
Mungking waktu bagiku akan berakhir
Tapi dimana ujung waktu itu