Dari Hati

13.56


Aku masih termenung di bawah remang remang kilauan sang bulan.

Enggan berpindah walau sejengkalpun. Sama seperti hatiku yang tak rela meninggalkanmu. Sama halnya perasaanku yang masih aku simpan untukmu seutuh – utuhnya.

Walau mungkin banyak senyuman wanita – wanita indah di matamu. Walau mungkin banyak pesona lain yang membuatmu tertoleh.

Tak cukup rasanya membuatku berpaling, tak cukup rasanya kau membuatku benci. Walau hasrat cintaku mungkin hanya sebuah penantian yang tak tahu akan sampai di mana.

Mungkin aku hanya bisa mengagumi sesosok dirimu yang tak mungkin melihat pada diriku. Apalah arti sebuah balasan jika tanpa perasaan yang dalam…

Aku pilih bercinta dengan sang bulan. Melihat senyuman pancaran silaunya. Menggariskan wajahmu dalam benakku.

Cintaku hanya bisa sampai pada seutas angan yang tak ada jalan untuk menggapainya. Cintaku hanya sebuah cerita indah dari surga mimpi yang tak akan pernah sampai pada akhir tali kehidupan.

Biarlah ku rasakan keindahan cinta hanya dalam mimpi. Tak apalah, semuanya cukup bagiku untuk mengenal begitu ramahnya cinta dalam kehidupan liar ini.

Biarlah aku hanya menatap wajah bintang menyampaikan seutuhnya perasaanku yang tak lagi terkuras dengan waktu. Biarkanlah kurasakan  hangatnya bintang untuk merasakan balasan senyummu yang hanya asa tanpa akhir.

Biarkanlah, biarkanlah aku puas dengan semua goresan pena tentang cintaku padamu. Biarlah penuh semua catatan – catatan dalam bait – bait harapan yang terus kulantunkan tanpa henti.

Biarkanlah, ku nikmati cinta tanpa berbalas. Tanpa seuntai kata indah darimu. Tanpa hangatnya genggaman berkas wajah berkilau darimu.

Biarlah aku rasakan kebahagiaan ghaib ini sendiri, kebahagiaan yang tak akan lekang oleh apapun.

Biarlah aku sendiri mencoba merangkai serpihan – serpihan hatiku dalam jiwa yang terisi penuh dengan semua tentangmu.

Biarkanlah cinta tak berbalas, bila memang harus ku nikmati cinta hanya sebatas asa. Biar saja dirimu berjalan bersama untaian waktu, dan aku hanya mengagumi dan bermimpi tentangmu…

Dari Hati

Segelas TEH tentang Cinta

11.56




Sesekali hujan datang meramaikan kesunyian hidupku. Membawa butiran - butiran dingin pada jendela kecil kamarku.
Aku menyambut hangat sapaan dingin sang hujan. Aku gerakkan jemari - jemariku melarutkan lima seratus butiran pemanis juga setetes madu dalam gelas teh hangatku.
Aku mengangkat gelas hangat itu lalu menempelkan sejenak pada pipiku yang terasa dingin. 'Hhh' ku hela nafasku merasakan hangat yang langsung menancap dalam lengan dan hatiku. Kau tahu? Hangat sekali..
Bagaikan tersentuh oleh cinta yang telah lama kurindukan. Menghangatkan nafasku yang dari tadi merasakan sepi dan dingin.

Jika aku berkhayal, aku yakin khayalanku akan sampai pada sebuah ruangan yang entah di mana, penuh dengan kehangatan cinta yang pasti membuatku cepat larut dalam hangatnya.

Aku berjalan membawa segelas teh itu pada atas meja kamarku. Ku lihat jelas air yang memenuhi gelas itu sangat damai. Diam... Setia bersemayam tanpa suatu kegorehan. Aku iri dengannya.. kali ini aku bayangkan hidup di tengah air. Ramah dan sangat bersahaja, walaupun aku hanya seorang diri tapi aku yakin air itu akan membawaku lelap dalam kedamaiannya. Sedikit ombak kecil yang membuatku berayun, bagaikan kedamaian dalam cinta yang lama sudah aku nantikan. Membuatku tak kuasa untuk hanya membuka sedikit kelopak mataku, sungguh damai.

Aku mulai penasaran dengan cita dan rasa dari segelas teh yang dari tadi bersemayam dalam gelas kacaku. Tidakkah mereka bosan hanya tinggal di situ, menunggu, tak mengerti sampai kapan...

Tanganku menggait sendok kecil yang mungil, menyendok sedikit air yang menggoda uapannya. Aku dekatkan lidahku mencoba menggapai setetes rasa. Aku telan dan sungguh hampir aku tidak bisa berkata - kata. Rasanya begitu manis dan menggugah hati. Bila kau ingin tahu rasanya, akan aku ceritakan.

Setetes itu bagaikan satu tahun kebahagiaan cintamu, sungguh indah tak ada celah. Sungguh menggoda tak ada cacat. Begitu menggugah hati hingga aku ingin terus mencobanya. Dan sampai aku tak sadar ternyata segelas tehku hanya tinggal sebuah mimpi yang pergi tanpa pamit..

Aku baru sadar bahwa baru saja kau terbangun dari mimpi ku yang sangat nyaman. Ku lihat sebuah gelas kaca yang kosong tanpa pesona apapun bertengger di atas meja tak bergerak. Sungguh mimpi yang benar - benar ingin aku nikmati. Segelas TEH tentang cintaku, segelas TEH yang aku rindukan sebagai cinta yang ku rindukan...

Dari Hati

Sekilas Tentang Mimpi

18.06

Angan - angan...
Bayangan yang samar - samar...
Jalan mengikuti jalannya langkahku...

Menggantung...
Terasa membebani...
Seolah memaksaku untuk menggapainya...

Tinggi...
Bahkan sangat tinggi...
Mungkin seribu jengkal lebih tinggi dari bintang...

Terang...
Terlihat menyilaukan...
Cahayanya seperti 10000 juta kali lipat dari matahari...

Aku acungkan jariku,,
Itu adalah aku..
Aku seorang dewasa, yang berhasil mengalahkan bintang...
Aku seorang berharga bertengger nyaman di samping tuhan...
Aku suatu saat nanti yang akan lebih indah dari goresan pelangi...
Suatu saat nanti...
Itu adalah aku...

Dari Hati

Aku dan Hujan

18.39

Setiap waktu, setiap hujan menghampiri ku selalu ada kisah sebuah jejak yang membekas dalam jiwa. Entah mengapa, hujan sungguh spesial dan begitu istimewa di hatiku. Entah apa, yang membuat kehadiran hujan begitu mendalam terhadap diriku.

Setiap goresan hujan, setiap nafasku, aku merasa hidupku ada dan benar begitu berarti. Setiap hentakan hujan, setiap langkahku, aku yakin akan kelangsungan hidupku, suatu saat aku akan menjadi matahari yang mengalahkanmu hujan..
Aku akan membuatmu tunduk dan takut akan kehadiranku, aku akan membuatmu tak akan lagi menghujani hariku...

Setiap sentuhan hujan, setiap aku menatap, aku bisa menemukan keyakinan yang begitu kuat bahwa aku akan menjadi bintang paling indah, aku akan menjadi bintang paling bersinar di atas sana, bintang paling tegar dan tak akan pernah lagi menangis lemah.

Setiap butiran hujan, setiap aku mengizinkan hatiku untuk menangis, aku percaya suatu saat nanti seorang aku adalah seorang luarbiasa dengan segala keterbatasanku...
Setiap belaian hujan, setiap aku mengedipkan mata, aku merasakan atas semua getaran - getaran kehidupan, kesuksesan, bahkan kematian itu dekat denganku...

Kini hujan seperti menjadi latar belakang aku melangkah, Hujan datang di situlah aku menyadari seg
alanya. Hujan yang hanya sebuah butiran, hujan yang hanya goresan...

Hujan yang hanya seberkas
kisah jejakku..

Dari Hati

Rindu

14.18

Dingin menerpa
Meremukkan kebahagiaan jiwa
Angin menggugah hatiku
Membawaku jauh ke dalam kerinduan

Bintang dilangit melukiskan wajahmu
Menegaskan 'aku rindukan dirimu'




Dari Hati

Bayanganmu

19.16

Waktu terus membawamu jauh dariku
Bayanganmupun hanya tersisa satu jengkal
Tapi kenangan tentang dirimu masih terus sepanjang jalan

Seandainya, kau dapat merasakan...
Betapa rindunya hatiku terhadap kehadiranmu

Seandainya, aku dapat terbang dan membawamu kembali..
Semuanya pasti tak akan seperti ini..

Tapi semuanya, hanya 'seandainya'
Bukan sesungguhnya..

Aku tak dapat menyembunyikan semuanya..
Semua sudah terbuka dan tak dapat lagi aku kunci..

-maafkan aku hatiku..-

Dari Hati

Alunan Angin Malam

01.13

Ramah nian hembusan malam
Melekat erat dengan langit
Dingin, menggugah denyut nadi
Mengajak hatiku berdansa laksana ballerina dalam cermin

Tak pernah ku bosan belaian dewa angin
Sehelai tiupan nafas dewi malam
Menyentuh lembut
Membelai halus jiwa

Sejuk bagai embun pagi
Mengusir gerah dalam diri
Sungguh sempurna desahannya

Oh, malam...
Bawalah selalu angin dalam detikmu
Bawalah nyawa bumi ini
Dalam melodi indah
Alunan sang angin malam

Dari Hati

Rindukan Seorang Teman

00.56

Rasanya bahagia jika ingat, aku memiliki teman untuk 'sharing'. Aku harap kawanku masih menyediakan hatinya untuk merasakan semuanya yang aku bagi.
Kau tahu kawan? Mungkin curahan ini tak penting untuk dibagi tapi aku tak sanggup menyimpannya sendiri.
Ketika aku merasakan ini aku berfikir tak seorangpun kuizinkan mengetahuinya. Tapi aku rasa berbagi adalah hal yang indah.
Seharusnya, aku tak memikirkan ini. Tapi, hal ini selalu muncul saat aku diam.
Aku menginginkan kehadiran teman sekarang. Aku ingin berbagi...
Teman yang selalu datang dan meluangkan hatinya untuk merasakan apa yang kurasakan, tapi sepertinya ia tak akan hadir kembali. Karena ia tlah tak ada lagi di dekatku lagi.
Kesepian yang selalu hadir bahkan menjamur di hatiku.
Aku rindu senyuman teman, aku rindu candaan teman, aku rindu curhatan teman, aku rindu teman...

I Miss You Friend,

.aku tak tahu kapan lagi aku bisa bertemu lagi.

Dari Hati

Hati Kecil Berkata

00.26

Sesaat aku membayang, duduk termangu menopang dagu yang berat untuk setia tegak menatap. Sungguh, kala itu rasanya tak ada sehelai belaian nafas yang menyentuh hangat. Terbayang sebuah cinta hangat yang dulu pernah singgah beberapa waktu. Jika ku hitung, tak selama aku meniup asap kerinduan itu. Ku rindukan itu sebagai teman setia yang rela menemani malamku tanpa lilin. Tak lama ku duduk, lalu berdiri bersandar pilar besar. Benar - benar sulit menjaga kepala ini memandang lurus ke depan. Aku bisa katakan, kala itu aku ragu akan kedatangannya lagi. Tapi dewa dewa angin seakan memberiku jawaban indah sebagai akhir keraguanku. Aku mendapat sebuah kasih tulus tanpa harap sebuah pamrih. Kasih tulus itu membuat sebuah rangkaian kuat antara aku dan dia sahabatku. Tak peduli sebesar apa badai. Tak pandang sekencang apa angin. Semuanya termakan sinar bunga kasih yang tak pernah berhenti memancarkan berkas berkas cahayanya.

Percayalah kelopak mawar pun kalah indah dan wangi.
Rangkailah sebuah cinta, dan cinta itu akan selamanya menjadi cinta yang tak akan terganti