Sebuah hati fiksi menurunkan kisah sederhana antara AKU, COKLAT, dan GULALI
Itu sekitar dua belas tahun silam, tepatnya ketika aku untuk pertamanya berdiri di tahun kedua ku berada di dunia indah ini. Sebelum aku bisa fasih mengucapkan kata demi kata.
Sebuah hembusan membawanya jatuh sampai di genggaman tangan kecilku, tak penuh tanganku menggenggam tapi sebuah perkenalan yang mengesankan. Sebatang besar coklat 'branded'. Tangan kecilku yang saat itu masih begitu lemas, memaksakan jari jariku untuk merobek bungkus batangan itu. Lidahku langsung menggaet coklat.
Kau ingin tahu apa yang ku rasakan setelah batangan itu menyentuh lidahku. 'Deg' Itu rasanya seperti... seperti aku berputar dalam duduk nyamanku, berkeliling di sebuah tempat tanpa nama, Ouuh tuhaan, aku ingin merasakannya lagi.
Lagi aku menyentuhkan batangan itu di atas lidahku yang dari tadi mencoba menggapai batangan itu. Aku memejamkan mataku dan merasakan, sebuah rasa indah menggertak alisku ini naik turun. 'WOW' fantastic...
Aku memeluk batangan itu di dadaku, dan membuat baju yang ku kenakan bernoda. Saat itu aku nyatakan perasaan yang begitu wonderful 'I LOVE CHOCOLATE ANY WAY YOU ARE'
Segelumit cinta itu membawaku dewasa, mungkin aku overesteem jika aku menyebut diriku, wanita kecil yang manis. Tapi nyatanya aku memang manis [i hope so].
Belum sampai titik dewasa yang benar ku alami, mataku serasa genit menoleh pada siapapun yang ada. Tapi saat itu aku tak membual, aku benar merasakan begitu lincah memandang sebuah batang kecil berhias apalah itu di atasnya. Mataku membuat bibirku menggelayutkan senyuman, seketika itu juga aku menghampirinya. Ku lihat lamat dan lamat, atas, bawah, kiri, dan kanan pula. Apalah itu sebuah bulatan gempal di atasnya.
Pikiranku mulai sampai pada titik penasaran yang amat. Tak ada pilihan lain selain memasukkannya ke dalam mulut.
Emm, aku diam tetap pada hatiku yang terus memikirkan rasa apa yang pantas untuk batang dengan bulatan gempal ini. 'Incredible' Sekali lagi sepertinya akan membuatnya lebih indah.
Aku rasakan lagi rasa itu, speechless, that's totally great anyway. Penuh warna, indah, dan AKU SANGAT SUKA.
Okay, aku memang sudah sedikit berpaling dari batangan coklat itu, tapi bukan berarti aku akan meninggalkannya. Mungkin aku bisa menitipkannya padamu? Bersediakah? untuk sebentar menjaganya? sementara aku puaskan diriku bersama Gulali cute ini.
So, It's totally real that i'm in a bunch of love. As my second love, GULALI.
Whenever i drag them on my tongue, it's alway being sweet as my face.
And it's LOVE whenever i come, it always being good and cordial. Warm and Fantastic anymore...