Au Revoir Darling
21.09Mungkin ini hanya sebilah kisah cengeng yang aku buat untuk mengobati rasa rindu yang sesaat lagi akan memenuhi ruang nafasku. Kisah yang sesaat lagi hanya seperti tangisan, ketika aku memang tak akan bisa lagi bersamanya.
Kisah ini memang tak mengharukan bagi siapapun yang membacanya, sekalipun hati memaksa untuk mengertinya. Karena ini, hanya aku dan perasaanku yang mengerti, bagaimana aku menanti perpisahan yang mendalam.
Kisah ini memang tak mengharukan bagi siapapun yang membacanya, sekalipun hati memaksa untuk mengertinya. Karena ini, hanya aku dan perasaanku yang mengerti, bagaimana aku menanti perpisahan yang mendalam.
Aku tak mengerti, mengapa begitu cepat. Aku tak mengerti mengapa aku sudah berada dalam Mei yang akan memisahkan aku dan dirinya. Aku juga tak mengerti mengapa harus ada Mei kelabu dalam hidupku.
Kian hari, kian berat aku menapakkan kakiku, kian berat nafas yang aku rasa, kian berat juga aku menjaga detak jantungku agar selalu dalam iramanya. Segala berat, yang membuat suatu pernyataan, akan membawaku jauh entah ke mana.
Sudah berkali - kali aku katakan, aku seorang yang begitu rapuh dan lemah. Bahkan aku tak bisa menghapus air mataku sedikitpun. Aku terlalu lemah, untuk menjaga hatiku agar tetap tegar.
Aku ingin tuhan melepaskan segala rasa yang ada dalam hatiku, ingin melangkahkan kakiku tanpa beban yang melekat dalam bayanganku. Aku ingin selalu yakin dalam setiap langkahku menatap, selalu yakin ketika aku harus membuat suatu keputusan untuk tak lagi berada dalam satu langit bersamanya.
Tapi, mungkin keinginan itu sulit untuk aku dapatkan. Bahkan ketika aku mulai mencoba melupakannya, dirinya selalu datang dalam segala keramahan. Membuatku terlalu berayun dalam kemanisan dirinya, yang entah apa maknanya.
Satu do'a yang tak pernah ku lupa dalam setiap tidurku,
0 komentar