Mushy Note

22.49

Aku berharap, dirinya yang aku tulis dalam setiap buku harianku tak akan pernah membacanya.
Biarkanlah, dia berjalan dan tak pernah menghiraukan adanya aku. Kalau mungkin dia mengerti tentang semua isi dan rasa hatiku, aku berdo'a semoga dia tak akan pernah mengasihani diriku, yang telah mengagumi dirinya begitu lama sejak aku dan dia bertatap.
Aku mengerti, sampai kapanpun aku berdiri dia tak akan pernah melihatku di sini. Apalah yang akan dia anggap dari diriku yang mungkin ghaib baginya. Hanya seorang yang lemah, yang selalu mengadu dalam buku harian cengeng, lalu menangis melihat keadaan kini sudah berbeda.
Hari yang aku lewati dalam setiap tapakkan kakiku, begitu berat terasa. Ketika aku harus menyadari bahwa mungkin hariku melihatnya hanya tinggal setitik waktu. Rasanya, begitu enggan meninggalkan hari - hari ini. Aku tak mengerti bagaimana, ketika nanti aku tak bisa melihatnya dalam setiap awan yang menggumpal. Bahkan aku tak dapat melihatnya dalam celah - celah nafas hidupku.

Dia, bukan seorang yang begitu istimewa. Tapi sederhana yang melekat dengannya tak akan pernah tersaingi oleh semua istimewa yang lain. 

Aku berharap, dia yang kini sudah bersamanya...
Semoga Tuhan senantiasa menjaga dia dan seorang yang begitu disayangi, teruslah tersenyum cinta... Walau senyummu bukan untukku, tapi sungguh indah jika suatu saat nanti aku benar - benar tak akan bisa melihatnya lagi, dia tersenyum menggenggam hidupnya. 

Inilah ungkapan cengeng, yang selalu menghiasi lembar - lembar buku harianku. Tapi, memang hanya ini yang dapat ku ungkap dari tabir hatiku. Begitu sederhana, karena aku memang bukan seorang yang istimewa. Bahkan tak pernah berniat untuk menjadi seorang yang istimewa. Karena aku mengerti, kesederhanaan yang dapat membawaku hidup hingga kini.

You Might Also Like

0 komentar