Voice of Pain
22.29Iya,
Memang semua kenyataan ini belum bisa aku terima.
Masih tertinggal rasa ketidakrelaan dalam mata dan hatiku, yang mungkin belum bisa melepaskanmu begitu saja bersama gadis menawan itu. Bahkan kecemburuanku pun tak henti - hentinya mencampakkan langkahku dalam keterpurukkan yang sedang aku rapati.
Masih tertinggal rasa ketidakrelaan dalam mata dan hatiku, yang mungkin belum bisa melepaskanmu begitu saja bersama gadis menawan itu. Bahkan kecemburuanku pun tak henti - hentinya mencampakkan langkahku dalam keterpurukkan yang sedang aku rapati.
Sudahlah, begitu banyak dusta yang kau sembunyikan di balik manis dan ramah wajahmu. Terlalu banyak masa yang ku buang untuk menerima elakkan dan dusta mu. Yang ternyata kenyataan itu begitu pedih adanya.
Ini terlalu tajam menerkam...
Kau tak mengerti, ini pertama kalinya aku merasakan sesuatu bergemuruh dalam hatiku. Pertama kali aku turun dalam nafas - nafas perasaan seperti ini. Tapi, ternyata tak ada sepeserpun harga akan itu.
Iya, Akupun begitu mengerti, kau masih menyimpan rasa yang begitu dalam terhadapnya...
Bahkan akupun tak bisa mengukur kedalaman yang kau gali. Aku mengerti kau begitu terpesona melihat gadis menawan itu. Setiap helai bayangannya nampak di hadapanmu, tak kan kau biarkan kedipan matamu menghabiskan pandanganmu, tak kan kau biarkan semua sia ada dalam hadirnya.
Aku bukan seorang yang baru dalam mengenalmu, sudah begitu banyak ini dan itu yang ku mengerti darimu.
Tapi, ternyata aku hanya pantas menganggapmu seorang yang begitu aku kagumi di setiap langkahku, nafas, dan nadi yang berdenyut.Akupun bahagia akan itu, walaupun hal tentangmu tak pernah jelas melintas dalam hidupku.
0 komentar